Summer at the Willow Lake – Musim Panas di Danau Willow

Indonesian Cover

Detail buku:
Judul asli: Summer at the Willow Lake (Lakeshore Chronicles #1)
Penulis: Susan Wiggs
Penerjemah: Gita Marliza
Tebal: 465 halaman
Penerbit: PT. Gramedia Pustaka Utama
Cetakan I, 2012
ISBN: 978-979-22-7900-9

Sinopsis:

Alih-alih melewatkan musim panas di Manhattan, Olivia Bellamy justru akan menjalaninya di resor perkemahan lama milik keluarganya. Di sanalah ia akan merenovasi deretan bungalo dan kebun yang akan digunakan kakek-neneknya merayakan ulang tahun emas pernikahan mereka.

Merupakan resor mewah pada masa jayanya, Camp Kioga kini terbengkalai. Olivia pun terpaksa mempekerjalan Connor Davis – lelaki idamannya saat mereka menjadi peserta perkemahan musim panas di Camp Kioga. Namun, seiring hari-hari musim panas yang menghangat, air sejuk Danau Willow bahkan tak mampu meredam cinta lama yang bersemi kembali dan keterkejutan Olivia saat rahasia keluarganya terkuak.

Nostalgia dari musim panas masa lalu memang mengembuskan harapan baru ke perkemahan dengan tempat dan orang-orang yang istimewa… Dan keinginan Olivia hanya satu: Harapan itu tidak menguap saat musim panas berakhir

Resensi:
Cerita dengan setting sederhana ala kehidupan kota kecil Amerika Serikat selalu mampu mencuri hatiku. Tak terkecuali buku ini. Awalnya aku kira ini sekedar HKI yang biasanya, namun ternyata ceritanya lebih mirip buku-buku terbitan Violet Books, Virgin River series.

Cerita buku ini sendiri terfokus pada kehidupan keluarga Bellamy, keluarga terpandang yang memiliki sebuah perkemahan musim panas yang pernah jaya di masanya, Camp Kioga. Perkemahan yang terlupakan itu mulai ‘berdandan mempercantik diri’ saat kakek-nenek Bellamy memutuskan untuk merayakan pernikahan dan memperbarui perjanjian pernikahan mereka yang ke sekian puluh tahun lamanya di sebuah gazebo kecil yang berada di pulau di tengah danau yang terletak di area perkemahan tersebut.

Adalah Olivia Bellamy, salah satu cucu yang menjadi tokoh utama cerita ini yang mendapat tugas mendandani perkemahan tersebut. Perjalanan kembali ke perkemahan yang menjadi tempatnya menghabiskan musim panas di masa pra remajanya dulu itulah yang membawa Olivia bertemua cinta pertamanya, Connor Davis, cucu salah seorang teman kakek Bellamy saat berperang bersama di Korea dulu.

Pertemuan yang tidak diduga tersebut membuat Olivia dan Connor terpaksa berhubungan kembali karena Olivia membutuhkan jasa kontraktor Connor untuk memperbaiki perkemahan yang telah memberikan kenangan manis-pahit dan sekaligus membuat keduanya harus menyelesaikan kisah mereka yang terputus tanpa penjelasan di masa lalu.

Sementara itu keberadaan beberapa kerabat Olivia yang menyertainya memperbaiki perkemahan juga membawa cerita tersendiri. Bagaimana keluarga paman Olivia yang berada di ambang kehancuran membuat sang paman harus mendekatkan diri dengan kedua orang anaknya sehingga mereka mengetahui kepribadian asli sang ayah yang selama ini mereka anggap tidak keren. Sementara sang anak tertua, Daisy yang sedang dalam masa pemberontakan harus berjuang untuk menentukan masa depan seperti apa yang akan dia pilih. Kehadiran saudara tiri Connor yang sebaya dengan Daisy memberikan cerita lain khas anak muda. Sepupu Olivia sendiri menjadi dekat dengan partker kerja Olivia yang selama ini terkesan tidak tertarik pada wanita.

Sementara itu, sebuah rahasia besar keluarga Olivia secara tidak sengaja terungkap saat Olivia menemukan benda-benda lama milik ayahnya—yang telah bercerai dari ibunya—di gudang rumahnya. Sebuah rahasia yang nantinya akan mengubah hidup Olivia yang terkait pula dengan Camp Kioga.

Yang aku kurang suka dari cerita ini adalah penggambaran sosok Olivia yang telah berubah drastis menjadi langsung dan mengecat rambutnya menjadi pirang, seakan-akan sosoknya di masa lalu yang cenderung gemuk terlihat sangat buruk sehingga semakin memperkuat image boys prefer blondie girl 😥 Padahal Connor sendiri menyukai kepribadian Olivia, bukan dari tampilan fisiknya saja.

Kover versi Indonesia buku ini sebenarnya bagus, namun proporsinya menurutku terlalu ke atas sehingga jika dilihat dalam ukuran kecil dek ke arah danau terlihat seperti candi. *atau hanya aku saja yang merasa seperti itu ya? 😛

Selain itu kutipan pujian dari Jodi Picoult di sisi kanan tengah halaman menurutku kurang pas. Jika memang harus mencantumkan kutipan tersebut—seperti terlihat pada kover aslinya—sebaiknya dibuat rata kanan dengan warna tidak terlalu mencolok untuk menyerasikannya dengan ‘kesan hangat’ keseluruhan kover tersebut. Pemilihan jenis huruf untuk judul, nama pengarang, dan detail lainnya pun terasa tidak serasi dan terlalu pop. Kali ini aku lebih memilih kover aslinya 😛

My favorite quotation:

“Kuterlelap dan memimpikan hidup penuh keindahan. Kuterjaga—dan menemukan hidup penuh kewajiban.”
-Ellen Sturgis Hooper, penyair Amerika

 

“… tujuan memancing bukanlah untuk menangkap ikan. Kegiatna itu lebih tentang melatih kesabaran. Tenangkah oikiran dan rilekskan badan, dan nikmatilah nomen itu. Sesederhana itu.”
-Daisy, 526

Sensasi rasa untuk buku ini: 4/5

Sekilas kata:
Mau banget kalau buku ini difilmkan! Nggak muluk-muluk, tapi mini seri drama keluarga saja sudah cukup 😛

2 thoughts on “Summer at the Willow Lake – Musim Panas di Danau Willow

  1. Jiaaaah yang ahli design mengkritiknya ke cover. ;D
    Tapi suka ama kritikannya 😀

    Btw, beneeeer kalo dibikin mini seri seru kali yaaaa. Soalnya banyak tokoh dan semuanya punya konfilk2 yang unik. 😀

    • he he, bukan ahli desain ah, cuman bisanya ngritik doang sih, tapi emang sejak awal ada yg ganjel aja waktu lihat kovernya itu, trutama d bagian separuh bawah kovernya itu, berasa ditempelin doang gtu:P ==> padahal disuruh bikin sendiri juga belum tentu bisa *lol*

Leave a reply to Mery Cancel reply